![[imagetag]](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCtkN0IRLPp8pr51XNePqvCzSZc3EpNYskO58vSECYfQyNyypswmyfW5xnX-6hRApjJ-kokitH1KwOIUS3GNoK6HkCaxmq-g9SNW8c9AK9YVhrwvmF8nBkb1EMuVUbDucHJCuGTbvK8EU/s200/oymykon-kota_terdingin_02.jpg)
![[imagetag]](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgY8mjSRRniCXMlroavZR6IHxjGGCcaIp5Ck4E-jq7QKLFOumZhdq0Jg35q2U2CGytzVBGGH1BlscWbxfBC5tJJ1WDO9eTbOXHOiCujzJtxMLyATmHEE20WCNqC13iPee50T2bTJVI8NdU/s200/oymykon-kota_terdingin_10.jpg)
Sebelum 1920-an dan 30-an, Oymyakon adalah tempat pemberhentian musiman untuk penggembala rusa kutub. Namun pemerintah Soviet, dalam upayanya untuk menyelesaikan populasi nomaden, mengklaim mereka sulit untuk mengontrol tradisi lama tersebut, menjadikan tempat ini sebagai pemukiman permanen. Hari ini, kota kecil ini adalah rumah bagi sekitar 500 orang, dan sampai saat ini memiliki sebuah hotel tunggal tanpa air panas dan hanya mempunyai toilet luar. Sementara di Eropa barat saat hujan salju turun lumayan lebat sekolah akan diiburkan, di Oymyakon sekolah soliter hanya akan diliburkan ketika suhu di bawah -52 C.